Beranda > Seputar Kesejarahan > Penjelasan Tentang Sejarah

Penjelasan Tentang Sejarah


Hakekat Sejarah

Sejarah adalah ilmu yang mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri, permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. Beberapa pemahaman tentang sejarah :

  • SEJARAH : Menafsirkan, Memahami, Mengerti.

Sejarah bertumpu pada metode Verstenhen, yaitu pengalaman “dalam” yang menembus jiwa dan seluruh pengalaman kemanusiaan. Verstehen atau understanding adalah usaha untuk “meletakan diri” dalam diri yang “lain”. Verstehen adalah mengerti “makna yang ada di dalam”, mengerti subjective mind dari pelaku sejarah.

  • SEJARAH : Memanjang dalam waktu, Terbatas dalam ruang.

Sejarah adalah ilmu diakronis, sedangkan ilmu social adalah ilmu sinkronis. Sejarah Ilmu diakronis sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas. Sementara ilmu social lainnya seperti ilmu politik, sosiologi dll, adalah ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang, tetapi dalam waktu yang terbatas.

  • SEJARAH : Menuturkan gejala tunggal

Sejarah bersifat menuturkan gejala tunggal (ideographic, singularizing), sejarah menuturkan suatu obyek atau ide dan mengangkatnya sebagai gejala tunggal. Sementara ilmu social lain menarik hukum umum (nomothetic, generalizing), bermaksud menarik hukum karenanya mengangkat gejala-gejala umum.

 

Kaidah-Kaidah Penjelasan Sejarah

Pertama : Regularity (keajekan, keteraturan, konsistensi)

Regularity adalah penjelasan antar peristiwa yang mengandung prediksi sejarah menjadi pejelasan dalam peristiwa (inner coherence). Artinya secara ajek gejal-gejala muncul dimana saja terjadi suatu peristiwa. Contoh : pejelasan sejarah tentang sebab-musabab Revolusi Indonesia. Sekali diterangkan bahwa revolusi itu adalah revolusi pemuda, maka semua tempat peristiwa harus disebabkan oleh pemuda, baik dipusat maupun di daerah.

Kedua : Generalisasi

Adalah persamaan karakteristik tertentu. “suatu bagian yang menjadi cirri sebuah kelompok, juga menjadi ciri dari kelompok yang lain pula”. Konsep-konsep sejarah seperti “feodalisme”, “puritanisme”, dan “pergerakan nasional” semuanya mengandung generalisasi konseptual

Ketiga : Inferensi Statistik, Metode Statistik. Inferensi statistic dan metode statistic menjadi andalan dalam generalisasi.

Keempat : Pembagian waktu dalam sejarah

Sejarawan melakukan klasifikasi atas waktu, sejarawan membuat periodisasi. Realitas sejarah sendiri terus-menerus mengalir tanpa sekat-sekat, dan pembabakan waktu adalah hasil konseptualisasi sejarawan, suatu rasionalisasi. Rasionalisasi bukan generalisasi. Rasionalisasi lahir dari pemikiran teoritis, sedangkan generalisasi adalah hasil dari gejala empiris.

Kelima : Narrative History

Sejarah adalah cerita masa lalu. Tugas sejarawan adalah menyusun bersama secara teratur. Susunan yang teratur itu sendiri tidak terdapat dalam gejala sejarah, tetapi justru tugas sejarawanlah untuk membuatnya teratur. Cara sejarawan menyusun adalah dengan merekonstruksi masa lalu, menghubungkan fakta yang satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuklah suatu cerita.

Keenam : Multi-Interpretable

Bahwa ilmu sejarah yang dipahami sebagai menafsirkan, memahami dan mengerti, cukup menjelaskan adanya subjectivisme dan relativisme dalam penjelasan sejarah. Sehingga sejarah bakal Multi-Interpretable.

Akhirnya….Sejarah adalah ilmu yang terbuka. Maka sejarawan harus jujur, tidak menyembunyikan data, dan bertanggung jawab terhadap keabsahan data-datanya.

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar